Siapa bilang kawasan elite bebas dari "gangguan" dunia gaib. Salah satu bukti yang dapat ditemui sampai saat ini adalah Rumah Pondok Indah, tepatnya rumah yang terletak di Jalan Metro Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Masih ingat ramainya pembicaraan di akhir September 2002 tentang hilangnya seorang tukang nasi goreng di depan rumah kosong ini? Kejadian ini jadi menghebohkan karena di depan rumah tersebut hanya tertinggal gerobak nasi gorengnya. Konon katanya, malam sebelum hilang tukang nasi goreng tersebut hendak mengantar nasi goreng yang dipesan oleh seorang perempuan ke dalam rumah. Namun, ia tak pernah ke luar lagi.
Konon kabarnya rumah itu sangat berhantu dan jika ada yg mencoba untuk menempatinya maka penghuninya akan dihantui terus menerus dan pasti akan dibuat tidak betah di rumah itu. Dan rumah ini konon adalah tempat para hantu2 berkumpul dan mempunyai daya tarik yg kuat dan konon sekarang kalau ada yg memasuki rumah itu maka orang itu sudah dipastikan tidak akan pernah kembali lagi.
Mengenai sejarah rumah itu, konon seisi keluarga pemilik rumah ini tewas dalam peristiwa perampokan bermotif persaingan bisnis. Sejak itu, banyak orang yang lewat kerap melihat jelmaan hantu seperti hantu bapak-bapak dan hantu perempuan. Namun, akhir-akhir ini sudah tidak banyak kejadian horor yang dilaporkan terjadi di rumah ini. Bahkan, rumah ini sempat dijadikan tempat bermalam para tunawisma.
Sekitar tahun 2002, Nurdin (32), penjual gulai dan soto di sekitar Pondok Indah, mengaku pernah melihat hantu yang menyerupai bapak-bapak hilir mudik di halaman depan rumah ini.
sekilas tentang rumah ini.
(1) Berawal dari Pembunuhan Kejam?
Reporter : M. Rizal Maslan
detikcom - Jakarta, 1001 versi tentang rumah hantu Pondok Indah sudah menyebar di masyarakat. Bagi yang belum tahu, ada sebuah cerita yang oleh masyarakat setempat diyakini sebagai asal muasalnya munculnya makhluk gaib di rumah mewah itu. Begini ceritanya.
Pada tahun 1983, Rumah No. 83 itu dihuni oleh 7 orang warga negara asing. Saat itu, rumah mereka dirampok dan semua penghuni didapati tewas. Konon kabarnya, sampai kini para pelaku perampokan belum sempat ditemukan oleh polisi. Tujuh orang WNA itu, di antaranya masih anak-anak termasuk pembantunya.
Entah bagaimana ceritanya, setelah kejadian itu sering terjadi hal-hal yang di luar nalar manusia, kalau tidak bisa dibilang ganjil alias gaib. Pemilik rumah yang pertama (tidak jelas siapa yang punya dan tiba-tiba sebuah bank mengakui sebagai pemiliknya) menjual atau menyewakannya kepada WNA lain.
Ternyata, si penghuni baru itu juga sering diganggu mahluk halus dan tidak kerasan tinggal di situ. Diambilnya langkah untuk menjual kembali rumah itu. Sampai beberapa kali disewakan juga tidak ada yang pernah kuat lama tinggal di sana.
Menurut cerita Satpam yang lama bekerja di lingkungan sekitar rumah hantu itu. Beberapa orang pintar (paranormal) di Jawa Barat, sampai luar Jawa sempat didatangkan tapi tidak mampu menaklukkan apalagi mengusir penunggu rumah itu.
Menurut satpam itu, sebut saja Soeparto namanya, tujuh arwah (hantu) WNA itu tidak pernah mengganggu warga. Justru arwah atau hantu-hantu yang mampir ke tempat itu yang sering mengganggu dan memang terlihat lebih ganas.
Kata dia, hantu sama dengan manusia suka main-main ke tempat temannya sehingga rumah itu jadi semacam base camp. Nah, ketika para "tamu-tamu" hantu ini pulang ketempatnya masing-masing, entah di mana, sering mengganggu orang.
Soeparto bercerita beberapa kejadian aneh selama dia bekerja di lingkungan itu. Pernah katanya, temannya yang sedang membonceng istrinya hendak pulang pada pukul 24.00 WIB. Tiba-tiba ketika melewati rumah itu, menengok kebelakang, istrinya raib alias hilang. Itupun diketahuinya setelah jalan cukup jauh. Temannya itu balik lagi ke lokasi dan menemui istrinya sudah tidak sadarkan diri di depan pintu gerbang rumah itu.
Ada cerita lain lagi, saat itu dua orang pengendara mobil tiba-tiba mogok di dekat rumah hantu. Celingak kanan celinguk kiri untuk meminta bantuan, tiba-tiba di rumah itu keluar orang menolongnya dan mencoba memperbaiki mobil dan hidup lagi. Keesokan harinya dia dapati rumah itu ternyata kosong melompong dan warga bilang rumah itu ada hantunya.
Masih kata Soeparto, jika ada orang yang duduk-duduk di depan rumah itu, maka akan terdengar suara-suara aneh. Ada yang melempar batu, tapi batunya tidak ada. Belum lagi, tiba-tiba ada wanita lewat, membuat pengemudi kaget. Ada juga cerita tentang dua wanita yang tengah malam menyetop kendaraan. Tiba-tiba di dalam mobil wanita itu hilang dan hanya tersisa uang saja. Percaya atau tidak, itulah pengakuan sejumlah warga yang sejak 1983 tinggal atau bekerja di sekitar rumah hantu itu.
Menurut Soeparto juga, sejumlah tokoh agama di Pondok Pinang, Tanah Kusir waktu itu sempat mencoba menaklukkannya, tapi tidak berhasil.
Sumber detikcom, seorang bekas wartawan yang punya kemampuan supranatural mengaku pernah masuk ke rumah hantu itu. Dia membenarkan bahwa memang betul rumah itu banyak dihuni hantu, termasuk 7 WNA itu.
Sumber itu sempat berdialog mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Menurutnya, 7 hantu WNA itu malah tidak terlihat ganas karena hantu yang menakutkan justru hantu yang datang dari luar. "Aku sempat kewalahan dalam dialog dengan 7 hantu itu karena mereka penasaran atas pembunuhan yang dilakukan terhadap mereka," kata sumber itu.
Itulah sekilas dari banyak cerita soal rumah hantu itu. Sekali lagi jangan telan mentah-mentah cerita karena soal kebenarannya, tentu hanya Tuhan yang tahu.(zal,tis)
Berbagai Cerita soal Rumah Hantu (2)
Kemana Perginya Tukang Nasgor?
Reporter : M. Rizal Maslan
detikcom - Jakarta, Jikalau polisi membantah ada tukang nasi goreng yang hilang di rumah hantu Pondok Indah, warga setempat mayoritas berbeda pendapat. Mereka yakin tukang nasgor itu benar-benar hilang. Ditelan tanah?
Cerita soal hilangnya tukang nasi goreng itu sudah beredar luas di kawasan sekitar rumah hantu itu, Jl. Metro Pondok Indah No. 83 sejak Minggu (22/9/2002) malam. Menurut Rubai (bukan nama sebenarnya), karyawan yang tinggal di depan rumah hantu itu, pada Sabtu malam puluhan mahasiswa, kru sebuah stasiun televisi (ada tujuh orang) bersama pemiliknya menyewa paranormal dari Aceh dan Jabar untuk mengusir hantu. Namun upaya itu tidak membuahkan hasil.
Ramainya suasana di rumah hantu itu tentunya menarik perhatian para pedagang, termasuk tukang nasi goreng itu. Saat berjualan malam Minggu, dia sedang asyik meladeni pembeli. Tiba-tiba dicolek wanita dan meminta mengantarkan nasi goreng ke dalam rumah itu. Tukang nasi goreng itu menganggap wanita itu masih anggota rombongan yang baru meramaikan rumah hantu. Saat dia masuk ke rumah itu, dia tidak bisa kembali.
Sejak itu, muncul cerita yang menjadi perbincangan ramai di kawasan tempat tinggal elit itu. Namanya cerita misteri, mudah menyebar dari mulut ke mulut. Seorang satpam yang menjaga rumah di belakang rumah hantu itu mengaku melihat peristiwa ganjil pada Senin dinihari.
Pada pukul 03.00 WIB, dia melihat tanah di rumah hantu itu terbelah dan melihat ular sangat besar melilit tukang nasi goreng dan membawanya masuk ke dalam tanah. Setelah itu tanah itu rapat seperti semula.
Dia kaget dan segera turun, lantas keesokan harinya bercerita kepada sesama ekan kerja di kawasan itu. Cerita itulah yang menjadi tema di kawasan itu serta menyebar demikian cepat. Senin pagi itu juga, ini menurut cerita Rubai, beberapa pedagang nasi goreng di Jl. Bendi, Tanah Kusir mengaku mencari-cari kerabatnya yang tidak kunjung pulang.
Gerobak tukang nasi goreng yang hilang itu diamankan rekan-rekannya kemudian diambil polisi. Berkenaan dengan cerita ini, polisi sudah membantahnya dan menyatakan tidak pernah mengambil gerobak tukang nasi goreng.
Berbagai kisah misteri yang melingkupi rumah itu membuat harganya anjlok. Melihat hitungan sekarang, rumah dan tanah itu mungkin bernilai miliaran. Tetapi, oleh pemiliknya dijual hanya dengan harga Rp 50 ribu. detikcom, sempat bertemu dengan salah satu calon pembeli yang Senin malam ikut berkumpul bersama warga menyaksikan ramai-ramai di rumah hantu itu.
Calon pembeli ini mengaku seorang lulusan PTS ternama di Jakarta dan punya kemampuan supranatural. Dia memutuskan tidak jadi membeli rumah itu karena tidak lengkap surat-suratnya. "Buat apa dibayar kalau nanti saya kerepotan mengurus hak kepemilikannya," kata dia.
Kembali ke cerita tentang hilangnya tukang nasi goreng, polisi sudah mengeluarkan bantahannya. "Itu tidak benar. Rumah ini sudah lama kosong terkait dengan salah satu bank karena masalah ekonomi,” ujar Kapolsek Kebayoran Lama, Kompol Yaya Ahmudiarto kepada wartawan di Jl. Metro Pondok Indah 83A, Senin (23/9/2002) malam.